"Air yang mengalir itu mengalir dari rumah sakit",
katamu pada suatu hari minggu pagi. waktu itu kau berjalan-
jalan bersama istrimu yang sedang mengandung_ia hampir
muntah karena bau sengit itu.
Dulu di selokan itu mengalir pula air yang digunakan untuk memandikanmu waktu kau lahir: campur darah dan amis baunya.
kabarnya tadi sore mereka sibuk memandikan mayat di kamar mati
+
Senja ini ketika dua orang anak sedang berak di tepi
selokan itu, salah seorang tiba-tiba berdiri dan menuding
sesuatu: "Hore, ada nyawa lagi terapung-apung di air itu--
alangkah indahnya!" Tapi kau tak mungkin lagi menyaksikan
yang berkilau-kilauan di permukaan air yang anyir baunya
itu, sayang sekali.
(Perahu Kertas. 1083:18)
Puisi AIR SELOKAN oleh Sapardi DJoko Damono
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, dimohon menggunakan kata yang sopan. Pilihlah Anonym jika anda tidak mempunyai akun blogspot atau google. terimakasih sudah berkunjung