Puisi JEMBATAN oleh Sutardji Calzoum Bachri

Feb 3, 2010

Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata

bangsa. Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi

dalam teduh pekewuh dalam isyarat dan kisah tanpa makna.

Maka aku pun pergi menatap pada wajah berjuta. Wajah orang


jalanan yangberdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota.

Wajah orang tergusur. Wajah yang ditilang malang. Wajah legam

para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan.

Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase

indah di berbagai palaza. Wajah yang diam-diam menjerit

mengucap

tanah air kita satu

bangsa kita satu

bahasa kita satu

bendera kita satu !

Tapi wahai saudara satu bendera kenapa sementara jalan jalan

mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan

tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah

yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang

di antara kita ?

Di lembah-lembah kusam pada puncak tilang kersang dan otot

linu mengerang mereka pancangkan koyak-miyak bendera hati

dipijak ketidakpedulian pada saudara. Gerimis tak ammpu

mengucapkan kibarnnya.

Lalu tanpa tangis mereka menyanyi padamu negeri airmata kami.

Download  Puisi di atas

Download  Puisi Cerpen atau Novel yang lain 

Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air

0 comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar, dimohon menggunakan kata yang sopan. Pilihlah Anonym jika anda tidak mempunyai akun blogspot atau google. terimakasih sudah berkunjung

BIKIN PIN YUK

BIKIN PIN YUK
Bikin pin untuk aksesoris dan souvenir

Statistik